Jalan Juwana-Rembang, Bergelombang dan Berdebu

PATI-Pengguna jalan pantura Pati di ruas Juwana-Rembang harus ekstra hati-hati. Mengingat ruas sepanjang lebih dari 10 Km itu, kondisinya masih belum nyaman untuk dilewati lantaran pelebaran jalan yang belum tuntas.Penghentian pekerjaan pelebaran jalan dengan pembetonan itu, bukan sebatas membuat sejumlah ruas jalan menjadi sempit, tetapi kondisinya juga jauh dari ideal. Pemadatan material untuk peninggian jalan juga cukup rawan dilewati.

Berdasarkan pantauan Suara Merdeka, kemarin permukaan jalan yang baru pada tahap pemadatan dan tidak dilumuri aspal membuat bahan materialnya pudar. Akibatnya, muncul banyak cekungan atau permukaan jalan tidak rata. Selain itu material berupa kerikil juga berceceran di jalan.

Kondisi itu membahayakan pengguna jalan. Saat musim kemarau seperti ini, tidak peduli siang atau malam, debunya pekat, sehingga mengganggu pandangan.

Lebih dari itu, jalan yang penuh cekungan dan banyaknya kerikil cukup rawan mengganggu laju kendaraan bermuatan berat. Itu mempermudah munculnya ketersendatan, bahkan kemacetan arus lalu lintas karena truk sarat muatan bisa jadi pecah ban atau patah as di tengah jalan yang dalam masa perbaikan itu.

Sejumlah truk juga terlihat menepi karena mengalami gangguan tersebut. Tampaknya, truk sarat muatan yang mengalami patah as belakang itu telah menepi beberapa hari.

"Debunya pekat sekali. Tidak hanya mengurangi pandangan pengguna jalan, tetapi juga mengganggu kenyamanan masyarakat yang bermukim di sekitar jalan," ujar Ferdi Hasan warga Desa Ketitang Wetan, Kecamatan Batangan.

Jalan bergelombang dan penuh kerikil juga tidak jarang membuat pengendara sepeda motor terjatuh. Jika tidak hati-hati maka kecelakaan bisa semakin fatal, karena jalan pantura tersebut selalu padat kendaraan.

Beberapa hari lalu kemacetan panjang terjadi di jalur tersebut. Penyebabnya tidak lain truk tronton mengalami patah as di tengah jalan yang sebagian ruasnya dibeton.

Akibatnya, kendaraan besar harus berjalan sangat pelan untuk melewati tronton tersebut. Kondisi itu membuat antrean panjang kendaraan, bahkan lebih dari 30 kilometer ke arah barat (Pati) dan timur (Rembang). Jalur alternatif Pati-Rembang pun menjadi tumpuan.

Sumber : www.suaramerdeka.com

 
Web Designed by Evomedia Group